Monday 4 March 2013

sajian utama


SAJIAN UTAMA

MENJAGA MUHAFADZOH
YANG MULAI TERLUPAKAN
Bagi pendidikan salaf, sudah menjadi suatu kebiasaan dan pembiasaan melaksanakan kegiatan hafalan atau biasa kita sebut dengan Muhafadzoh. Di Darul Huda sendiri metode seperti itu masih dilestarikan sebagai bentuk pendidikan salaf. Terkhusus di Madrasah Miftahul Huda (MMH) yang didasarakan pada kurikulum salaf, metode muhafadzoh juga tetap dijaga dan dilaksanakan. Sebagaimana kita ketahui, muhafadzoh dilaksanakan lima belas menit sebelum memulai kegiatan belajar mengajar. Dan nyatanya kegiatan ini terus diadakan demi menunjang pendidikan di MMH.
            Namun, saat ini muhafadzoh mulai mengalami penurunan dari segi kualitasnya. Dari pantauan tim Bulletin HIMMAH beberapa hari ini banyak murid yang tampak malas untuk mengikuti muhafadzoh di kelas-kelasnya. Hal itu tampak dari ketidakpedulian mereka yang memilih untuk tidur, ataupun bercanda daripada muhafadzoh. Hal ini dibenarakan oleh salah satu pengurus HIMMAH sebut saja IR, saat kami temui usai sekolah sore (MMH, red). Ia menagakui bahwa memang saat ini mulai ada penurunan kualitas muhafadzoh di lingkungan MMH,” Ya, memang muhafadzoh mulai menurun mas. Saat saya mengawas di kelas-kelas banyak yang tidur dan nggak muhafadzoh” ujar murid kelas enam ini.
 
Senada dengannya, Karim juga memandang seperti itu tentang muhafadzoh saat ini, “itu semua karena kurangnya kesadaran dari individu masing-masing murid untuk mau muhafadzoh” ujar dia kemarin (28/9). Hal ini jelas menjadi satu keperihatinan, mengingat MMH adalah salah satu pilar utama pendidikan salaf di Darul Huda, bila muhafadzoh terus menurun jelas itu akan berimbas pada menurunya kualitas intelektual murid itu sendiri.
            Menurut Ust. Ahmad Fauzi –salah satu guru nahwu MMH- bahwa muhafadzoh itu sangat penting adanya. Karena dengan meuhafadzoh murid akan lebih mudah untuk memahami pelajaran, terutama nahwu dan shorof serta pelajaran lainnya. Beliau juga mengatakan bahwa hafal itu lebih penting dari pemahaman, “Jadi, hafal dulu baru paham itu lebih utama daripada paham dulu baru hafal” ujarnya. Sekedar perbandingan Pak Fauzi –sapaan akrabnya- menggambarakan kegiatan muhafadzoh di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri yang memberikan durasi setengah jam untuk muhafadzoh dua kali dalam sehari, “Di sana (Lirboyo, red) muhafadzoh itu setengah jam, dan itu sehari dua kali muhafadzoh. Pas malam dan siangnya, kalau di sini kan Cuma seperempat jam itu saja ada yang tidur” papar ustadz berkaca mata ini.
            Jelas hal ini menjadi sebuah keprihatinan bersama bagi kita, mengingat muhafadzoh adalah salah satu bagian terpenting dalam proses pendidikan di Darul Huda, MMH khususnya. Untuk menindaklanjutinya, harus ada tindakan nyata dari pihak-pihak yang turut berperan dalam kegiatan ini. Selain dari adanya keinginan hati murid itu sendiri, peran dari pihak madrasah dan juga pengurus HIMMAH sangat berpengaruh terhadap perkembangan kualitas muhafdzoh murid-murid MMH. Sebagaiman yang dikatakan oleh IR bahwa perlu pengawasan yang lebih dari pengurus HIMMAH dalam menjalankan tugasnya setiap hari mengawasi kegiatan muhafadzoh, “Ya harus lebih sungguh-sungguh dari HIMMAH-nya dalam mengawasi” ujar murid asal Riau ini, ia juga mengatakan peran dari pihak madrasah dan ustadz mata pelajaran nahwu maupun shorof juga akan berpengaruh terhadap kegiatan muhafadzoh ini, “Kalau bisa ada ustadz yang mengawasi ketika muhafdzoh berjalan. Dan ustadz-nya terus mengingatkan murid-muridnya” imbuhnya lagi.
            Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Karim, “ Memang diperlukan juga adanya penanganan dari pihak madrasah dan juga ustadz-nya” ujar dia. Namun Ust. Fauzi memiliki pandangan yang berbeda untuk hal ini, beliau berpendapat muhafadzoh akan sangat diperhatikan bila penanganannya seperti kelas IV yang diwajibkan menghafal, menurutnya bila hal tersebut dilaksanakan akan bisa mengangkat kualitas muhafdzoh murid-murid MMH, “Menurut saya penanganannya seperti kelas empat itu, yang diwajibkan muhafdzoh” ujanya pada kami.
            Yang jelas apapun solusi yang ditawarkan, perlu ada tindakan nyata dari semua pihak untuk terus menjaga muhafadzoh agar tidak terlupakan oleh murid-murid MMH. Selain itu perlu adanya kemauan besar dari murid itu sendiri untuk melaksanakan muhafadzoh. Tentunya sebagai bagian dari proses pendidikan di MMH muhafadzoh harus tetap dijaga dan dilestarikan. (@md/team)

No comments:

Post a Comment