Friday 15 March 2013

Madrasatuna (metode baru MMH)


MADROSTUNA
TAFTISY, METODE BARU SEBAGAI BAROMETER
 KEMAPUAN BACA KITAB MURID MMH
Belum lama ini pihak madrasah mengeluarkan satu aturan baru bagi proses pendidikan di MMH, aturan itu adalah dengan menerapakan metode taftisy bagi kelas 3-6. Tujuan dari metode yang baru dilaksanakan sekitar tiga minggu ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan baca kitab salaf dari murid-murid MMH. Dikeluarkannya aturan baru terkait metode ini, dilatarbelakangi oleh keprihatinan para pendidik di lingkungan MMH, dengan semakin menurunnya kemampuan baca kitab dari murid-murid kelas 6 yang notabene seharusnya sudah lancar.
                Hal itu sebagaimana yang dipaparkan oleh Ust. Muhith al-Hilmy kepada Bulletin HIMMAH kemarin (3/10), ia mengatakan bahwa keprihatian itulah yang akhirnya memunculkan metode baru ini, “Jadi itu sebenarnya berawal ketika selapanan dewan asatidz beberapa waktu lalu. Banyak murid kelas enam yang ternyata masih belum bisa sama sekali membaca kitab” ujar dia pada kami. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa sebenarnya ada usulan dari Ust. H. Abdul Wachid untuk menentukan target per jenjang, “Ada usulan yang bagus dari Gus Wachid, yaitu dengan menargetkan per jenjang untuk bisa membaca kitab. Kalau kelas dua ya targetnya bisa baca Mabadi’. Dan itu dimasukkan dalam ujian syafahi” imbuhnya lagi.
                Di kesempatan lain kemarin (4/10), kami juga sempat menghubungi salah satu Ustadz yang menerapkan metode ini. Adalah pak Nashiruddin yang kini menangani murid kelas VB, beliau meuturkan bahwa metode ini memang baru dan dirasa sangat bagus untuk diterapkan, “Menurut kulo ini (taftisy, red) sangat baik untuk diterapkan” ujar beliau. “Dengan cara begini akan dapat dua hal, pertama bisa tahu kekurangan murid dalam mebaca kitab, dan kedua, murid tau sendiri apa yang menjadi kekurangannya” sambungnya lagi.
                Pak Nashir, -sapaan akrabnya- juga menambahkan bahwa dengan diterapaknnya tafttisy akan memberi gambaran seberapa besar kemampuan murid dalam membca kitab. Dan yang terpenting menurutnya adalah suport agar mereka tetap semangat, “Saya selalu berikan mereka suport, agar terus belajar dan terus belajar. Awal-awalnya itu ketika saya ajak hanya beberapa yang ikut, tapi sekarang semuanya mau ikut” ungkapnya. Semoga saja metode baru ini bisa mengembalikan nilai keilmuan salaf di MMH yang mulai menurun dari para murid, dengan begitu mereka benar-benar menjadi generasi yang berkualitas. (@md/team)

No comments:

Post a Comment