BELAJAR DI PESANTREN, WHY
NOT?
Zaman globalisasi menuntut kita untuk
selalu berkembang maju dalam berbagai aspek kehidupan. Mulai dari seni, pakaian,
makanan, pendidikan dll. Aspek terakhir ini sangat penting dalam membangun peradaban
bangsa, pemuda-pemuda sekarang yang mengenyam pendidikan akan menentukan nasib
bangsa kita nanti. Di indonesia terhadap dua sistem pendidikan,yaitu pendidikan
umum dan pendidikan salaf (tradisional).
Dalam pendidikan umum kita mengenal
SD,SMP,SMA dan sebagainya, yang di dalamnya di dominasi pengetahuan umum.
Sedangkan di pendidikan salaf, -yang biasanya ada di pondok pesantren-
mengajarkan berbagai ilmu agama islam melalui kitab kuning karya ulama
salafussholih mulai dari balaghoh, mantiq, fiqih, usul,hadits dan sebagainya.
Di zaman yang serba modern ini, minat
pelajar yang menginginkan di pendidikan salaf tampak minim karena mereka
mempunya stigma yang keliru terhadap pendidikan salaf, mereka mengira di
pondok salaf orangnya klot-kolot, ketinggalan zaman, dan ketika tamat mondok
tidak mempunyai keahlian apa-apa untuk bekal hidup di masyarakat. Paling mentok
jadi modin atau guru ngaji.
Karena ijazah pondok tidak bisa untuk melamar pekerjaan, atau mereka tidak kuat
hidup di pondok yang mengajarkan tirakat.
Kita (santri, pen) tahu pendidikan salaf
di pondok pesantren sangat berguna membentuk karakter pelajar atau santri. Mata
pelajaran akhlak dan fiqih tidak hanya dipelajari tapi juga diterapkan langsung
dalam kehidupan sehari-hari, yang mana dalam pendidikan umum belum tentu
ditemukan, mengenai keterampilan tidak sedikit pondok pesantren yang
mengajarkan hal itu, baik secara langsung atau tidak langsung. Contoh, di salah
satu pondok pesantren di Banyuwangi, di sana santri diajarai bagaimana membuat
batu bata, genteng dan lain-lain, lalu malam harinya mengaji. Dan satu lagi
faktor penting yang tidak di dapat dalam pendidikan umum yaitu barokah
masyaikh, meskipun di pesantren tidak fokus diajarkan keterampilan secara teori
tapi tidak sedikit santri yang sukses ketika terjun di masyarakat.
Siapa yang tak kenal dengan Dahlan
Iskan, Menteri BUMN ini adalah alumni Ponpes Sabilul Muttaqin Takeran Magetan.
Prof. DR. KH. Said Agil Siroj, M.A alumni pondok pesantrean Lirboyo yang kini
menjabat sebagai Ketua Umum PBNU. Dan yang lebih fenomenal lagi presiden ke-4
RI KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, alumni Ponpes Tebuireng Jombang. Itulah
sebagian kecil contoh orang-orang sukses yang dibesarkan oleh pendidkan salaf.
Jadi belajar di pesantren bukan halangan untuk bisa menjadi orang besar dan
sukses. So, akankah kita bisa melanjutkan kesuksesan mereka?. (Fath/@md)
No comments:
Post a Comment